Amenangi jaman edan, ewuh aya ing pambudi, melu edan nora tahan, yang tan melu anglakoni boya kaduman melik, kaliren wekasanipun, ndilalah kersaning allah, begja-begjane kang lali, luwih begja kang eling lan waspada.
Hidup di jaman modern ini, sudah sebagian besar orang memiliki gaya hidup sesuka hati dan kurang mempedulikan aturan, norma, hukum-hukum apalagi tata susila yang berlaku. Dengan gaya hidup semacam ini, tidaklah heran jika begitu banyak orang yang “lupa” terhadap surau, mesjid, gereja, pura, atau wihara sebagai tempat ibadah. Era modern menggiring banyak orang menjadi tak peduli akan agama dan hal-hal yang berbau rohani atau kebathinan, tidak jarang pula, mereka menganggap olah bathin bahkan agama adalah hal yang kuno dan ketinggalan jaman.
Mengapa mereka tidak lagi peduli mengenai agama dan tak lagi melihat tempat ibadah sebagai tempat yang sakral ? Mungkin saja karena kecenderungan manusia saat ini, yang lebih suka memuaskan diri dari pada meluangkan waktu berjam-jam untuk bersemedi di pura, wirid di surau, atau beribadah ke gereja. Akan tetapi, bukan tidak mungkin juga, hal ini terjadi karena kesalahan yang dilakukan oleh para brahmana, pendeta, ustad atau apapun namanya, yang gagal memberikan suri toladan bagi umatnya.
Saat surau, pura, mesjid dan wihara menjadi ”rusak” dan sebagai tempat ibadah gagal mencerahkan umatnya, maka tak aneh jika begitu banyak orang menjadi malas. Bahkan cenderung ”muak” ketika melihat para ”brahmana” begitu munafik. Para brahmana penjual ayat berkeliaran di tempat-tempat suci, sopan dan terlihat sangat beriman. Tetapi begitu keluar area, bergaul dengan masyarakat sekitar, mereka tidak ada bedanya dengan masyarakat biasa, bahkan lagaknya sama seperti preman. Bicara kasih hanya dimulut belaka, tak bisa menguasai bathin, akhirnya terlontar jadi kata-kata kasar, berkompromi dengan dosa, bejat maksiat hanya untuk dollar atau uang riyal seikat.
Sudahkah kita menjadi toladan bagi orang-orang sekitar kita ? Apakah gaya hidup kita patut diteladani ? Di jaman kaliyuga seperti ini, semoga saya dan anda tetap mampu dalam mengendalikan nafsu - cegah dahar lawan guling. Ini bukan berarti, saya mengajak anda, menarik diri terhadap hal-hal modern atau mengekslusifkan diri sebagai orang yang tidak bersentuhan dengan dunia modern, yang seolah hanya menawarkan kesenangan dan berbagai kemudahan. Sama sekali bukan sodaraku, tulisan ini dirangkai, agar saya dan sidang pembaca, semoga dapat mampu tetap eling dan selalu waspada. Dan mudah-mudahan tidak goyah, karena harus diingat, sebahagia-bahagianya orang yang lupa, akan lebih baik akhirnya, orang yang selalu eling dan tetap waspada.
Semoga bangkit kembali tanah Nusantara. Merdeka !!!
Salam hormat
Ki Jero Martani
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar