Eling dan Waspada

Mangka kanthining tumuwuh, salami mung awas eling, eling lukitaning alam, dadi wiryaning dumadi, supadi nir ing sangsaya, yeku pangreksaning urip.

Pedoman penting dalam proses pengembangan diri adalah dengan selalu ingat dan waspada. Ingat akan kekuasaan-Nya yang dapat dibaca melalui keberadaan alam dan terpancar dari jagad raya. Kemampuan dalam "eling", akan menjadi kekuatan dalam menjalankan kehidupan agar terhindar dari segala kesulitan, dan juga sikap ini adalah suatu cara untuk memelihara hidup.

Anakku, rajinlah melatih kepekaan hati, teguhkan niat siang maupun malam, untuk memperteguh upaya memerangi hawa nafsu, agar engkau menjadi manusia utama. Asahlah dirimu dalam keheningan, walau belum berhasil, jangan pernah kau menyerah. Bila tanda-tanda keberhasilan telah tampak, ibarat pisau, akan luar biasa tajamnya. Gunung penghalang seakan mampu kau babat sehingga lenyap segala rintangan.

Sedangkan yang dimaksud oleh kata waspada adalah tahu akan tirai kehidupan, paham akan kekuasaan tunggal, tunggal baik siang maupun malam, yakni Sang Maha Pencipta, zat pengabul segala keinginan yang kekuasaannya meliputi alam semesta.

Janganlah ceroboh. Coba engkau perhatikan dan ingat-ingat dengan seksama, setiap kata yang kau ucap, tentu terasa bahwa ucapanmu bukanlah sepenuhnya atas kehendak pribadi. Menyadari hal itu, teguhkan niat dan bulatkan tekad hingga paripurna.

Singkarkanlah keraguan-raguan hati dan waspadalah dalam "memandang". Itulah jalan menuju keberhasilan. Kekanglah godaan nafsu sedari kecil, berlatihlah demi meraih kemenangan. Jangan terbiasa melakukan hal-hal yang buruk, hal-hal yang tak ada guna dan manfaatnya, lebih-lebih terjerat oleh hasrat kegemaran. Maka dari itu berhati-hatilah karena hidup penuh godaan. Rintangan hendaklah kau waspadai.

Ibarat orang melangkah di atas jalan berbahaya, manakala kurang hati-hati bisa jadi kakinya akan terkena duri, bahkan dimungkinkan terantuk batu cadas, maka terlukalah ia. Di jaman sekarang, telah sangat dianggap wajar, bertobat di saat derita telah melekat. Meski menguasai sekeranjang ilmu, manakala tak seiring dengan kehendakNya, maka ilmu tersebut hanya digunakan untuk mengejar ambisi dan harta brana. Percumah !.

Tidak ada komentar: