Ada suatu saat, saya mendengar diskusi hangat beberapa manajer terkait dengan perencanaan strategi perusahaan. Orang keuangan membicarakan mengenai asset, kewajiban dan modal. Orang pemasaran dengan semangat bicara tentang customer satisfaction, lalu si orang produksi menerangkan bagaimana internal process untuk menghasilkan produk perusahaan. Dan orang sumber daya manusia membawa setumpuk argumen tentang bagaimana meningkatkan sumber daya manusia. Lalu sang direksi berbicara mengenai visi masa depan perusahaan dan bagaimana langkah-langkah untuk mencapainya.
Di tengah pembicaraan hangat itu, sang direksi menoleh ke pada saya, ”Bagaimana Ki Jero Martani pendapat anda tentang masa depan, anda ’kan sering-sering nih bicara mengenai ilmu laduni” katanya sambil becanda. Lalu pertanyaan becanda itu saya tanggapi dengan mengajarkan Ilmu Laduni ke mereka .. he..he..he...
Creating the future from the future.
Weruh sakdurunge winarah – tahu sebelum terjadi – adalah target dari ilmu laduni. Ilmu ini konsep dasarnya bukanlah sesuatu yang mistik. Pada prinsipnya, ilmu ini sempurna setelah melalui beberapa tahap. Dia memerlukan samadi, berikutnya adalah tapa, lalu susun pola umum yaitu rta (hukum), berikutnya tentukan swadharma – tugas pokok dan kewajiban, baru kemudian mewujudkannya dengan eksekusi program kerja untuk mencapai target yang ditetapkan.
Semedi atau mengheningkan cipta, mengosongkan keinginan atau pamrih yang ada dalam diri. Keadaan kosong atau hampa – adalah kekuatan yang luar biasa untuk menarik segala sesuatu masuk ke dalam diri. Proses menarik “energi dunia” adalah inti dari semadi. Cobalah anda kaitkan dengan proses Requirement Analysis yang dilakukan oleh seorang System Analyst – ilmu System Engineering. Dia harus mampu menyerap pemahaman dari seorang kepala akunting yang telah menggeluti pekerjaannya selama 20 tahun. Hanya kehampaan dan keinginan untuk menyerap -”open mind” – tidak menggurui, yang bisa menghasilkan sesuatu yang optimal. Kehampaan dalam pamrih pribadi, memperbesar peluang untuk memahami apa yang dibutuhkan ”Jiwa Dunia”.
Saya tidak melanjutkan penjelasan tentang ”tapa” untuk menyusun grand strategi, ”rta” – untuk menyusun pola umum atau aturan untuk mencapai grand strategi itu, atau pembagian tugas – ”swadharma” dari pelaksana. Pada kesempatan ini, saya akan bicara tentang semedi untuk menerawang masa depan – bagaimana “creating the future from the future”.
Sodara-sodara manajer sekalian, dengan terawangan ini, mudah-mudahan kita bisa - “do the right things”, bukan hanya ”do the things right”. Lalu saya bertanya, percayakah anda sekalian, kalau tetap menggunakan strategi yang sama, salah satu anak perusahaan group yang melayani “security printing”, supplier kertas saham, tiket dll akan bangkrut ? Ataukah percayakah anda bahwa anak-anak perusahaan jasa pelayanan tiket akan bangkrut kalau tetap tidak melakukan inovasi ? Atau apakah kita mau seperti kantor pos dimana sekarang ini bagai kerakap tumbuh dibatu hidup segan mati tak mau ? Lima tahun lagi, kita sudah berada di pusaran kuat abad informasi, lalu apa yang menjadi dampak dari teknologi informasi di masa depan masyarakat kita ? “Terawangan” saya mengatakan akan terdapat 10 perubahan akibat teknologi informasi di masyarakat Nusantara.
1. Cara berkomunikasi akan berubah – dulu kita kirim surat ke Amerika perlu 2 minggu, sekarang hanya perlu 2 detik agar pemikiran kita bisa dibaca teman di Amerika. Jika infrastruktur internet sudah sampai tingkat kecamatan ? Apakah kantor pos bisa mendapatkan keuntungan seperti dulu lagi dari sektor jasa pengiriman surat ?
2. Cara mengelola informasi berubah – ketika saya membuat skripsi akhir tahun 80-an, saya perlu mengembara ke beberapa perpustakaan untuk mencari artikel yang mendukung skripsi saya itu. Tapi sekarang, dengan koneksi internet, perpustakaan dunia ada di rumah saya.
3. Cara belajar berubah – ketika kita harus membangun kompetensi – katakanlah memahami cara penyusunan rencana strategi – kita harus belajar di kampus – mendengar dengan seksama uraian para dosen. Sekarang, kita bisa menyusun kurikulum kompetensi kita sendiri, mengakses ribuan website yang membahas manajemen strategis, atau langsung chatting dan mendengar seminar dari Kaplan dan Norton, sang penemu Balanced Scorecard. Masihkah kita perlu ribut mengenai perguruan tinggi kelas jauh ?
4. Cara merancang sesuatu berubah – anda lihat berbagai model mobil berseliweran, hampir setiap tahun keluar model baru. Apakah itu bisa terjadi kalau tidak ada bantuan dari teknologi Computer Aided Design ?
5. Cara melakukan penelitian – berbagai penelitian besar baik yang urusannya dengan jagad agung semesta raya, ataupun urusan jagad alit sampai pemetaan DNA manusia, hanya bisa terwujud dengan bantuan teknologi computer and communication
6. Cara memahami lingkungan berubah – dengan teknologi penginderaan jarak jauh (remote sensing), kita bahkan mengetahui gundulnya hutan kalimantan dari rumah kita. Sistem GIS bisa menghasilkan Google Map yang akan mampu ”melihat” segala tempat di dunia ini dengan skala yang paling kecil.
7. Cara kerja berubah – dengan memasang ADSL di rumah, saya bisa mengendalikan server di perusahaan, melihat proyek-proyek yang sedang berjalan di seluruh Nusantara, apa pekerjaan yang sudah selesai (task completion) dan apa yang masih pending. Lalu saya bisa meng-sms mereka agar menelepon saya. Dan saya bisa ”menggonggong” mereka, apa masalah yang menghalangi mereka untuk menyelesaikan pekerjaan. Mereka bisa mengirimkan foto digital untuk melaporkan progress report mereka.
8. Cara menangani kesehatan juga berubah – sekarang dengan gampang kita tahu posisi bayi yang masih ada dalam kandungan. Lalu dengan gampang melihat keadaan usus yang infeksi lalu menembakkanya dengan laser, sehingga tidak perlu pembedahan.
9. Cara bertransaksi berubah – kita bisa bertransaksi dengan cepat. Anda masuk ke internet, membutuhkan aplikasi Customer Relationship Management – lihat-lihat bandingkan pilihannya, putuskan, lalu beli via credit card, saat itu juga transaksi terjadi dan anda punya aplikasi yang anda butuhkan.
10. Cara mengelola pemerintahan akan berubah – Sebagai contoh, walau belum maksimal, tetapi dengan sistem pemilu berbasis IT, akan merubah pola kerja pemerintahan. Dengan segera dapat diketahui siapa yang akan memenangkan pemilu presiden. Proyek proyek dapat dilaksanakan dengan lebih transparan dengan e-procurement – sistem pengadaan barang/jasa dengan memanfaatkan infrastruktur internet.
Dengan terawangan panjang lebar tadi, apakah kita hanya menyusun rencana ke depan dengan mengandalkan keadaan masa lalu ? Tentu tidak. Sifat bisnis akan lebih turbulen atau bergejolak di masa datang. Maka selain melihat jejak sejarah masa lalu, kita harus mampu menerawang masa depan – menciptakan masa depan dari masa depan – creating the future from the future. Dengan ilmu laduni, kita akan lebih siap, ketika badai abad informasi itu benar-benar terjadi, sekarang kan baru angin sepoi-sepoinya saja.
Tancep kayon.
Lalu makan siang. Saya tak mengikuti lagi diskusi setelah makan siang. Sebulan kemudian saya mendengar dari salah seorang sahabat, bahwa direksi menyusun ulang rencana strategis mereka.
Demikianlah ilmu laduni – weruh sakdurunge winarah - bukan ilmu mistik – tapi pola-pola yang sama, dapat juga digunakan untuk mencari makan dan membangun bisnis dengan lebih baik – melalui kemampuan menerawang masa depan dari keadaan saat ini.
Berminat dengan ilmu laduni ? Jadi anggota diskusi mailing list http://groups.yahoo.com/group/sastra-nusantara atau kunjungi artikel-artikel di http://360.yahoo.com/kijeromartani
Semoga bermanfaat
Ki Jero Martani
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar