Janji Adalah Hutang

Dalam kitab Sarasamuscaya 259 terdapat perincian
ajaran Yama Brata sebanyak 10 macam, salah satunya
adalah Satya yang berarti jujur, tidak bohong, satunya
pikiran, perkataan dan perbuatan. Hampir sama
semangatnya dengan sabda Nabi yakni janji adalah
hutang.

Rangkaian kata indah "Janji Adalah Hutang" sangat
sering diucapkan di acara-acara siraman rohani di
televisi. Tapi ketika kita ingin tidak bohong, ingin
punya satu pikiran, perkataan dan perbuatan, atau
paling tidak saya tidak ingin bohong kepada customer
saya, apakah yang harus saya lakukan, untuk
melaksanakan prinsip ”janji adalah hutang” itu ?

Ketika kita mengelola suatu usaha, maka kemampuan
dalam menyerahkan produk seperti yang kita janjikan
adalah suatu hal yang sangat penting. Setia pada janji
yang telah terucap. Memikirkan elemen-elemen apa yang
perlu diperhatikan sehingga janji kita dapat
terpenuhi, lalu bagaimana proses yang harus dilalui
untuk memenuhi janji dan terakhir menyaring produk
atau layanan yang diserahkan, agar sesuai dengan apa
yang kita janjikan.Semua usaha di atas untuk mencapai
tujuan produk atau layanan yang kita berikan, dapat
digunakan seperti yang kita janjikan, karena janji
adalah hutang.

Janji adalah hutang, dalam dunia bisnis harus
diterjemahkan lebih lanjut menjadi quality planning
yaitu mengidentifikasi standar kualitas yang relevan
terhadap produk atau jasa yang dihasilkan dan
bagaimana cara untuk memenuhinya (quality planning).
Lalu kemampuan untuk mengevaluasi seluruh proses yang
akan dilaksanakan agar dapat diyakini bahwa proses
tersebut akan memenuhi standard kualitas yang
ditetapkan (quality assurance). Disini sangat terkait
dengan kemampuan menulis apa yang akan dikerjakan,
lalu mengerjakan apa yang terlah ditulis. Dan terakhir
bagaimana memilah-milah hasil proses baik berupa
produk ataupun jasa layanan, agar hasil tersebut
sesuai dengan standard kualitas yang ditetapkan
sekaligus mengidentifikasi cara untuk meningkatkan
lagi kualitas secara keseluruhan (quality control).

Maka untuk memenuhi ”janji adalah hutang” yang sering
diwacanakan oleh para rohaniwan maka ilmuwan-ilmuwan
seperti Juran menyusun quality control handbook,
Crosby bicara tentang zero defect, Ishikawa
memperkenalkan konsep quality circle, Taguchi bicara
mengenai process of engineering experimentation serta
Feigenbaum menyusun concept of total quality control.

Nah... jikalau ada seorang pemimpin, yang mengucapkan
janji manis, tapi tidak tahu criteria success factor
bahkan tidak menyertakan performance measurement-nya.
Tidak pernah atau bahkan tidak mempu menceritakan
secara global, apa proses yang akan dia kerjakan untuk
mencapai target-target yang menjadi ukuran kinerjanya.
Dan tidak pernah berusaha keras mengendalikan hasil
seluruh tim kerjanya, apakah dia termasuk orang yang
mengikuti sabda nabinya yaitu janji adalah hutang ?

Bicara ayat tanpa disertai ilmu untuk mencapainya
adalah suatu kelemahan. Bicara ilmu tanpa memahami
filosofi yang mendasarinya, hanya akan menghasilkan
ketersesatan.

Merdeka Tanah Nusantara


Ki Jero Martani

Tidak ada komentar: