Jadi Tenar dengan Benar

Kapan Mbah Marijan mulai terkenal ? Dia terkenal ketika media masa mengekspose penentangannya terhadap Sultan bahkan anjuran Presiden untuk mengungsi. Dia ’mencemooh’ berbagai pendapat umum yang berkembang pada saat Gunung Merapi bergejolak. Dengan tindakan mencemooh itu, Mbah Maridjan menjadi tenar, bahkan diundang untuk menonton pertandingan sepak bola dunia, menjadi bintang iklan dan lain-lain.

Entah disadari atau tidak oleh Mbah Maridjan, salah satu cara untuk memperoleh ketenaran adalah dengan mencemooh suatu kebijakan. Laksana bayangan, bila anda memburu, ia akan menjauh. Tetapi ketika anda abaikan, ia berdatangan. Segala peristiwa di bumi merupakan bayangan terhadap sesuatu yang terjadi di langit, dan berperilaku laksana bayangan. Ia lari jika anda mengejarnya, dan mengejar jika anda menjauhinya.

Cemoohan adalah juga cara paling baik untuk membalas dendam. Pepatah bijak mengatakan, jangan membela diri dengan pena, sehingga meninggalkan bekas. Pujilah lawan-lawan anda. Ini lebih baik daripada membalas dendam atas penghinaan mereka.

Orang kecil dengan cerdik menentang orang besar. Mereka coba mendapatkan kemasyuran secara tidak langsung, dengan menentang orang-orang besar. Kalaupun tenar, itu bukanlah kemasyuran yang sebenarnya. Banyak orang tetap menjadi tidak terkenal, jika lawan-lawan yang besar tidak memberikan perhatiannya.

Banya pemimpin-pemimpin bangsa ini berasal dari golongan para pencemooh. Para pencemooh akhirnya mendapatkan ketenaran lalu terpilih menjadi pejabat. Lalu apa yang mereka perbuat ketika jabatan telah didapat ? Apa yang diperbuat ketika jadi kepala Bappenas, apa yang telah diperbuat setelah menjadi Ketua MPR ? Para pencemooh tetaplah menjadi pencemooh, dia selalu merasa bisa tapi tidak pernah bisa merasa.

Apakah anda akan memanfaatkan cemoohan untuk menjadi tenar ?

Salam hormat,

Ki Jero Martani

Tidak ada komentar: