Kala Tida

Kalatida adalah salah satu karangan, dari pujangga besar Ronggowarsito. Arti kata kala adalah waktu, dan tida - samar-samar. Lalu bila diterjemahkan secara bebas akan berarti jaman samar-samar atau jamantransisi.

Antara siang ke malam, malam ke siang, dari satu pemerintahan ke pemerintahan lain, selalu ada masa transisi, dimana sendi-sendi tata laksana lama menjadi usang, sementara yang baru belum juga mapan.

Tak terkecuali keadaan sekarang ini, tatanan orde baru masih kuat tertanam, sementara orde reformasi tak kunjung mendapatkan bentuknya. Indonesia yang kita cintai ini, sedang berada dalam masa samar-samar, laksana air sungai yang tiba dimuara, sudah tak tawar lagi tapi belum juga terasa asin, tak ada panutan, tak ada pegangan hukum.

Ditambah lagi budi pekerti yang seakan dikesampingkan, wanita telah hilang kewanitaan, tiada rasa malu, membuka rahasia tempat tidur, mengejar popularitas.
Adakah obat penawar untuk masyarakat sakit seperti ini ?

===K.A.L.A.T.I.D.A===
Jaman edan seperti sekarang ini, budi pekerti memang telah dipinggirkan, pemuka agama melempar sorbannya, kaum ningrat susah hati dikejar kejar karena korupsi, pedagang berteriak berkeluh kesah karena untungnya makin berkurang, rakyat jelata makin menderita. Edannya lagi, seluruh anak bangsa disuguhi tontonan perusak budaya … artis mesum, kawin cerai, bunting tanpa ayah, selingkuh, begitu bangga penuh dosa.

Rusak moral bangsa ini, legislatif buka mulut tanpa hormat, yudikatif benteng keadilan jadi sarang calo perkara, eksekutif hanya wacana tanpa karya, kata bijak hanya menjebak, habis sudah rakyat jelata, tak putus dilanda derita. Orang kecil tak tahan lagi dengan rasa lapar, berebut hanya untuk mencari makan, konglomerat jahat, pat gulipat, milyaran diembat, dibantu oleh pejabat.

Memang jaman sudah edan, tidak ikut edan, jadi nggak kebagian, bahkan jadi melarat, jujur jadi hancur, sang licik menepuk dada, laksana tak terkena hukum karma. Alam laksana kalah dengan angkara murka manusia. Rasanya, kalau ikut berbuat papa nista, tidak tahan karena masih ada setitik nurani, masih percaya akan kuasa Sang Pencipta, yang sudah berkali-kali memberi peringatan berupa rangkaian bencana. Terserah pasrah pada kehendak Hyang Widhi, hanya bisa berdoa secara pasif, dengan
memujaNya, dan secara aktif dengan melakukan apa yang diperintahkanNya.

Allah tetap akan mengasihi umatNya yang sadar, karena sebahagia-bahagianya orang yang lupa, akan lebih bahagia orang yang tetap eling dan waspada.

Nanti akan tiba saatnya, Nusantara akan berubah, setelah bencana tanpa henti, tsunami, pagebluk flu burung, pagi sakit sore sudah mati, sampai pada puncaknya nanti, gunung merapi meletus, laharnya berbau amis. Inilah saat yang kita tunggu… krisis ekonomi, krisis politik, krisis legitimasi dan akhirnya krisis motivasi … terpuruk ketitik nol ... ke dalam kegelapan yang sangat dalam... sampai nanti tiba saat transisi berikutnya, fajar menyingsing di ufuk timur, kita songsong agama budhi.

Kalatida = Saat Samar-Samar=Senjakala=SandhyaKala=Waktu yang tepat untuk Berdoa

Salam Hormat,

Ki Jero Martani

Tidak ada komentar: