Serat Wulang Sunu

Ada nasihat yang tertuang dalam serat wulang sunu karya Pakubuwono IV. Rangkaian nasihat untuk anak cucu terkait dengan persatuan dan kesatuan, serta memberikan uraian bahwa segala kerusakan terjadi akibat kehendak. Nasihat diberikan dengan analogi pertikaian harimau dengan hutan.

Ada harimau bertengkar bermusuhan dengan hutan. Harimau berkata begini, hai hutan, dari dulu kamu ada dalam kekuasaanku, kalau tidak ada kekuatanku, kamu pasti sudah terbabat oleh kekuatan manusia, akhirnya kamu hilang lebur. Hutan menyahut dengan kasar, begitu juga kamu, kalau tidak ada kekuatanku, meskipun kamu memanjat, akan diburu oleh orang banyak dan ditangkap sampai mati, begitulah mereka saling menghina. Harimau dan hutan kemudian saling bertengkar, hatinya sama-sama terbakar, seketika harimau pergi keluar dari hutan belantara sesampainya dibatas perkampungan tiduran di tanah lapang. Kemudian berganti yang dibicarakan, ada seseorang anak menggembala kerbau, tiba-tiba ia melihat ada seekor harimau sedang tiduran di tanah lapang, kemudian anak tersebut pulang secepatnya, menceritakan kepada orang tuanya.

Semua orang yang diberitahu terkejut, semua orang kemudian diberitahu, disetiap perempatan orang menabuh kentongan, keadaan desa menjadi ramai, terdengarlah suara gemuruh, semua orang telah siap menjadi senjata.

Setelah diatur seperti prajurit, mereka segera keluar mereka sudah sampai diluar desanya, sesampainya di tanah lapang, harimau segera dikepung, tertangkap sudah sekarang, kemudian berganti keadaannya. Sementara itu hutan yang tadi ditinggalkan oleh harimau sudah berganti, banyak manusia mencari ladang yang luas. Sesampainya di hutan, hutan tersebut diperhatikan kosong tidak ada harimaunya, kemudian segera ditebang oleh orang banyak, setelah kering tanahnya dioleh hutan telah kehilangan dirinya. Kemudian secara bersama-sama mereka tanami, padi kapas dan jarak, kacang kedele dan terong, lama-lama menjadi kampung, hutan telah kehilangan dirinya. Demikian selokaku, anak cucu cicitku, serta canggah dan warengku, itu tadi adalah sebuah perumpamaan, menyepikan diri itu lebih baik, bila kamu senang bertengkar, bermusuhan dengan saudara. Dan telah terungkap dalam dalil, perintah dari Tuhan Yang Maha Hidup, yang diturunkan kepada Rasul, yang terucap dalam khutbah, beginilah perintahnya, la budda an tuhibbahu bainal ikhwat wal akhwat.

Bainal ‘ammi wal ‘ammati wabainaz zauji waz zaujati, maksudnya adalah mau tidak mau kamu wajib mengasihi terhadap saudara laki-laki serta saudara perempuan. Jangan lupa nasehatku, anak cucu cicitku hidupmu jangan sampai terbius, jangan semakin lama semakin terlena, sertailah dengan kewaspadaan, siang malam harus diingat, anak muda hendaknya mempunyai niat yang utama.

Renungkan cerita ini --- lalu kaji bagaimana cara orang asing merusak negeri yang kita cintai - bank-bank telah dikuasai oleh Temasek dari Singapore. Hutan dan kebun sawit digerogoti cukong dari Malayasia. Keamanan diobrak-abrik Bom yang dibuat Hantu dari Negeri Jiran.

Sementara kita lemah ... gontok-gontokkan ... itu memang kehendak mereka. Kita hancur akibat kebodohan kita sendiri ...