Ulama Melempar Sorban

Meloke yen arsa muluk,
muluk ujare lir wali,
wola-wali nora nyata,
anggepe pandhita luwih,
kaluwihane tan ana,
kabeh tandha-tandha sepi.
[Serat Wedhatama]

hanya bertindak di saat akan menuntut hak,
kata-katanya melambung tinggi bak seorang wali,
berulangkali ingkar janji,
merasa diri seakan ulama mumpuni,
(padahal) kemampuan tak menyertai,
tak satu sikap-pun menunjukkan adanya keistimewaan

---oOo---



Pendukung Gus Dur dan FPI Jember Bentrok
Jum'at, 26 Mei 2006 | 21:25 WIB

TEMPO Interaktif, Jember:
Sedikitnya 75 orang pendukung Abdurrahman Wahid alias Gus Dur di Kabupaten Jember menyerbu perwakilan Front Pembela Islam (FPI) di kota itu. Kedua kubu akhirnya bentrok di kawasan Kauman, Mangli, Kaliwates, markas FPI, Jumat sore.

Pendukung Gus Dur marah karena panutannya dilecehkan dan diusir saat diskusi di Purwakarta, Jawa Barat, beberapa hari lalu. Bentrokan mereda setelah aparak kepolisian datang melerai. FPI diduga ikut mengusir Gus Dur.

Pendukung Gus Dur memakai atribut Garda Bangsa, Pagar Nusa, dan Pemuda Anshor. Mereka di bawah komando H. Ayub Mukson mendatangi rumah Habib Abu Bakar, Ketua FPI Jember, dengan menumpang mobil dan arak-arakan motor.

Entah siapa yang memulai, bentrokan kedua pihak meletus sekitar pukul 15.00 WIB. "Bubarkan FPI," teriak pendukung Gus Dur. Polisi mendamaikan mereka dengan mengajak berunding di rumah Habib Abu Bakar.

Salah satu pendukung Gus Dur, Sofyan Tsauri, mempertanyakan sambutan massa FPI terhadapnya.
"Kenapa kami disambut dengan batu. Ini bukan Front Pembela Islam. Ini Front Preman Islam namanya," ucap Sofyan yang dikenal sebagai dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Jember itu.

Habib Abu Bakar meminta maaf atas sambutan anak buahnya dalam menghadapi massa pendukung Gus Dur. Ia menegaskan tak pernah memerintahkan anak buahnya menyambut massa pendukung bekas presiden itu dengan kekerasan. enurutnya, FPI di Jember berbeda dengan FPI di daerah lain. "Kami tak pernah mencari masalah," katanya.

Tidak ada komentar: