Artadaya - Ilmu Penakluk Jagat Raya

Samengko ingsun tutur, Sembah catur supaya lumuntur, Dhihin: raga, cipta, jiwa, rasa, kaki, Ing kono lamun tinemu, Tandha nugrahaning manon [Serat Wedhatama, Gambuh]

Anakku Ki Butalocaya, saat ini saya ingin bercerita tentang empat sembah, dengan harapan dapat engkau tahu, pahami, laksanakan dan manfaatkan, lalu disebarkan, untuk membuat dunia ini menjadi rahayu. Sembah Catur, yang pertama adalah sembah raga, lalu sembah cipta, sembah jiwa dan sembah rasa. Jika engkau laksanakan ke empat sembah ini secara bertahap, niscaya engkau akan mendapatkan anugerah dari Hyang Manon. Untuk kesempatan ini, kucoba menerangkan sembah terakhir yaitu sembah rasa.

Rasa dan kekuatan bathin dalam hidup, bukan berasal dari jasmani atau pikiran. Rasa sesungguhnya berasal dari roh ilafi. Rasa bathin dalam hidup, berasal dari roh ilafi – atman – jiwa alam semesta. Orang-orang yang yang mampu menunjukkan kekuatan yang menakjubkan di dunia ini, adalah mereka yang sudah mampu mendaya gunakan roh ilafi tersebut. Kekuatan ruh ilafi pada diri sesorang, akan mempesonakan jutaan jiwa manusia. Akan tetapi, ingatlah anakku, perjalananmu masih panjang, jangan tergoda untuk menaklukkan jiwa orang lain. Berilah selalu pencerahan dan semangat untuk memberdayakan, bukan menguasai kehidupan manusia lainnya.

Gunung luhure kagiri-giri, segara agung datanpa sama,
Pan sampun kawruhan reke, artadaya puniku,
Data kena cinakreng budi, anging kang sampun prapta,
Ing kuwasanipun, angadeg tengahing jagad
Wetan kulon lor kidul ngandhap myang nginggil, kapurba wisesa

Bumi sagara gunung myang kali, Sagunging kang isining bawana
Kasor ing artadaya, Sagara sat kang gunung
Guntur sirna guwa samya nir, Sing awruh artadaya
Dadya awruh artadaya, Dadya teguh timbul
Lan dadi paliyasing prang, ,Yen lulungan kan kapapag, wedi asih
Saro galak suminggah

Gunung yang luar biasa tinggi, lautan pasang tiada tara, semua itu sudah diketahui. Sedangkan artadaya itu, tak dapat dibayangkan oleh pikiran. Tetapi, bagi yang sudah mencapai kekuasaannya. Berdiri di tengah jagad, timur, barat, utara, selatan, bawah, dan atas, semuanya ada itu berada dalam kekuasaanya.

Bumi lautan, gunung dan sungai. Semua yang menjadi isi dunia. Takluk pada artadaya. Lautan kering, gunung dan guntur sirna. Gua menjadi hilang. Barangsiapa mengetahui artadayanya, akan menjadi orang yang kuat tanpa tanding. Menjadi pencegah perang, bila bepergian, yang bertemu merasa segan dan timbul kasihnya.

[Kidung Dharmawedha]

Engkau tak bisa memprediksi kekuatan artadaya hanya berdasarkan logika-akal-pikiran. Tak bisa dengan rasio. Tak terbandingkan. Apa yang disebut sebagai mukjizat, karomah, maunah dan istijrat, semuanya adalah wujud dari kekuatan artadaya. Secara hakikat, memang daya dan kekuatan itu semata-mata kepunyaan Allah. Tapi, dalam kenyatannya daya dan kekuatan itu dihadirkan oleh Tuhan pada artadaya yang ditempatkan pada setiap orang.

Jika engkau tenggelam dalam meditasi dan merenungkan hidupnya, seseorang telah mampu menembus para Roh Ilafi dan artadaya, maka dia memiliki kekuatan yang luar biasa. Para nabi dan rasul adalah orang-orang yang sudah mencapai artadaya-nya. Mereka memiliki mukjizat. Dan kekuatannya tak tertandingi. Mereka memiliki kharisma yang mampu mencegah terjadinya perang.

Tekunlah kau agar artadaya-mu dapat engkau capai. Kalau artadaya itu tercapai, engkau dapat dengan sengaja menghilang, kebal, menciptakan emas dari tanganmu, bahkan engkau mampu memerintahkan gunung meletus atau luapan samudera. Itu sebagai tanda bahwa engkau sudah mampu memberdayakan Roh Ilafi-mu. Akan tetapi ingatlah jangan engkau pergunakan itu, kecuali dan hanya kecuali, kau sudah mendapat bimbingan dari Sang Paramaatma. Bimbingan langsung dari Gusti Allah, bukan sekali lagi bukan karena dorongan keinginan hawa nafsu.

---

Tanah Nusantara saat ini sedang bergejolak bukan tanpa sebab anakku. Aku merasakan ada aura kekuatan artadaya, entah disengaja ataupun tidak sangaja. Sebentar lagi sang penguasa artadaya akan muncul, bersiaplah. Semoga engkau dapat mempergunakan kekuatan yang ada pada dirimu, agar engkau dapat mencegah kerusakan lebih hebat lagi, semoga dia akan merasa segan dan timbul kasih karena kharisma artadaua yang engkau miliki.

Berhati-hatilah Ki Butalocaya anakku, semoga engkau tetap eling dan waspada, berjuanglah agar tanah Nusantara menjadi rahayu ...

Salam sayang,



Ki Jero Martani

Tidak ada komentar: