Sudah Hampir Tiba Waktunya

Sesepuhku, kalau boleh aku bicara, jangan coba kau menghalangi,
niat ini tak direstui, bahkan akan menjadi bumerang keras menghantam.

Ada batu yang dikenal dengan Selo Gilang, letaknya di desa Bambang Lipura,
tempat Panembahan Senopati, melipur lara, bersemedi menahan gejolak hati.
Juga tempat sesungguhnya dimana beliau mendapatkan wahyu.
Sebuah tempat di tengah alas mentauk, ratusan tahun yang lalu ..

Dari yogyakarta, ke arah parangkusumo, samas, Bambang Lipura, Desa Kanutan. Ada gerbang dengan api di atasnya. Masuk terus lurus, dibelokan pertama ada pohon asam tua. Gerbang Ardanareswari - dua menjadi satu, rumah kecil kuno, di dalamnya ada Selo Gilang. Batu tempat semedi, sang penguasa tanah jawi, Panembahan Senopati.

P'Hendro, sang juru kunci, pasti punya petunjuk menyelesaikan masalah ini. Katakan sandi ini : Gunung Merapi, Meletus Laharnya Berbau Amis. Dia akan mengerti.

Kuncinya ada di P'Hendro, dia sederhana. Tahu tapi tidak tahu.
Tidak tahu tapi sebenarnya dia tahu. Banyaklah bertanya, karena dia punya prinsip hanya menjawab kalau ditanya. Mudah-mudahan dia bisa memberi
jalan, artadaya siapa yang mampu meredam ini.

Walau banyak orang mencibir, tapi artadaya - ilmu kendali jagad raya itu ada. Hujan berhenti, Gunung Meletus, Samudra meluap ... aura artadaya seseorang sudah tercium. Minta pentunjuk pada P'Hendro ... sebelum terlambat ...

Adakah yang mau melakukan ini ? Pergi ke P'Hendro, untuk minta petunjuk. Rekan-rekan milis, pergilah kesana, usaha anda tak akan pernah sia-sia. Karena disanalah, tempat pemicu artadaya. Berdoa layaknya 'cangkir kosong', tanpa pamrih, biarlah Sang Kuasa Alam mengisi cangkir itu sesuai kehendaknya. Mintalah P'Hendro untuk menuntun, jangan lupa sandinya, Gunung Merapi Meletus, Laharnya Berbau Amis.

Merapi, parangkusumo dan desa ndlepih di tirtomoyo, membentuk segitiga.
Monumen yogya kembali laksana ujung paku yang muncul ke permukaan bumi.
Sebagai titik berat segitiga maya yang menghubungkan ketiga tempat itu.
Jangan sampai hancur setengah segitiga lagi.

Semoga ini belum terlambat.
Ki Jero Martani

Bagi yang berminat datang sebelum 6 Juni ke Bambang Lipura, bisa hubungi saya via japri. Semoga saya dapat memberi guidance ke anda, saat semedi memohon artadaya di Selo Gilang, Bambang Lipura. Tidak boleh berinat meminta harta benda atau kuasa, karena bukan di Selo Gilang tempatnya.


---oOo---

Jawa Tengah - DIY
Mbah Marijan dan Bunda Lia dari Parangtritis Ritual Bersama
Image
Image

YOGYAKARTA--MIOL: Juru kunci Gunung Merapi Mbah Marijan dan Pemimpin Pondok Songgo Buwono Parangtritis, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Bunda Lia melakukan upacara ritual bersama di kaki Gunung Merapi, Jumat dini hari.

"Kamis (1/6) siang, Mbah Marijan mendatangi kami di Parangtritis untuk meminjam keris pusaka 'cangkung tindik mas' yang digunakan dalam upacara malam ini. Sekarang kami menjumpai Mbah Marijan di Merapi untuk ikut dalam upacara ini," kata Bunda Lia di Yogyakarta, Kamis Malam.

Ia menjelaskan sebelum mengikuti upacara ritual bersama itu, dalam perjalan dari pantai Parangtritis, Bunda Lia bersama rombongan melepas seekor ayam putih di setiap perempatan jalan yang dilalui hingga ke tempat tinggal Mbah Marijan di Dukuh Kinahrejo, Dusun Pelemsari, Desa Umbulharjo, Kabupaten Sleman, DIY.

Sekitar 10 orang dengan mengendarai satu mobil dan dikawal sekitar empat sepeda motor bertugas melepas ayam putih tersebut. Mereka mengenakan pakaian adat Jawa serba hitam.

Sebelum melakukan upacara ritual bersama, para peserta dari Kinahrejo maupun Parangtritis yang mengenakan pakaian adat Jawa berkumpul di rumah Mbah Marijan. Mereka melakukan doa bersama kemudian melakukan upacara ritual dengan berjalan mengelilingi dusun dusun di Desa Umbulharjo.

Ritual itu diikuti sekitar 40 peserta. Sepanjang perjalanan mereka tidak berbicara karena memang upacara ritual itu harus dilakukan dengan cara membisu.

"Tadi siang, ada kabar yang menyatakan Mbah Marijan mengungsi dari Gunung Merapi. Kami tegaskan, isu itu tidak benar. Mbah masih di sini dan memimpin upacara ini," kata tokoh di dusun itu yang menjadi salah satu juru bicara rombongan.

Beberapa jam sebelum dilakukan upacara ritual bersama, di Yogyakarta beredar isu akan terjadi lagi gempa bumi besar dan Gunung Merapi meletus.

Baik Mbah Marijan maupun Bunda Lia menolak menjawab pertanyaan tentang kaitan antara penyelenggaraan upacara tolak bala itu dengan isu yang sempat beredar luas di masyarakat Yogyakarta tersebut. Isu tersebut beredar di tempat-tempat pengungsian korban bencana gempa bumi di DIY. (Ant/OL-06)

Tidak ada komentar: