Bab Wanaparwa, bagian 189
The Mahabrata Of Krishna Dwaipayana Vyasa
Yuga adalah perioda / era, sehingga kali yuga bisa dikatakan sebaga perioda kali. Berikut paparan Rishi Markandeya tentang Jaman Kaliyuga.
Catur wangsa dalam Kali Yuga mempunyai akhlak serta menjalankan kebajikan yang tidak jujur. Pada umumnya orang-orang menipu penganut penganutnya dengan menyebarkan apa yang dikatakan “kebajikan”. Akibat dari pada hilangnya kebajikan, umur manusia menjadi pendek. Akibat umur pendek maka manusia tak mempunya pengetahuan yang cukup. Akibat kurang pengetahuan, mereka tidak punya kepradnyan. Oleh karena itu maka sifat tamak dan kikir berkuasa. Diliputi rasa tamak, murka, mabuk dan bernafsu, manusia dengki terhadap sesama manusia dan ingin jiwanya satu sama lain. Golongan yang rendah terangkat dan menduduki kedudukan yang tinggi, yang tinggi turun sampai ke tingkat yang rendah.
Busana yang dianggap terbaik, ialah yang terbuat dari pada bahan rami. Menjelang jaman ini orang menganggap bahwa istrinya adalah satu-satunya kawan. Manusia tidak percaya akan adanya Tuhan dan menjadi pencuri. Orang-orang mencari kepuasan atas milik orang lain. Ayah mencari kesenangan atas milik anaknya dan sebaliknya si anak mencari kesenangan atas milik orang tuannya. Hal atau barang-barang yang disenangi itu adalah yang terlarang menurut sastra-agama.
Brahmana tak menjalankan kegiatan pemujaan. Dan karena pengetahuan budinya dipengaruhi oleh kepalsuan, mereka mengarahkan kegiatannya kepada apa yang bersifat hina. Putera yang telah membunuh orang tuanya, orang tua telah membunuh puteranya, tidak dipandang sebagai orang durhaka. Upacara lenyap, kegemaran orangpun hilanglah. Tak seorangpun mau meminang anak gadis untuk menjadi istrinya, dan tidak seorangpun mau memberikan anak gadisnya untuk maksud itu, tetap si gadis itu sendirilah memilih bakal suaminya. Raja di dunia yang berjiwa pemabuk, dan tidak puas atas apa yang telah dimilikinya, pada jaman itu, merampas harta benda rakyatnya dengan berbagai-bagai cara dan kekuatan.
Pada akhir Yuga, tangan kanan menipu tangan kiri, dan tangan kiri menipu tangan kanannya. Orang tua mengkhianati orang muda yang belum mempunya pengertian, dan orang-orang muda menghianati orang tua. Para pengecut memperoleh jasa seperti orang yang gagah berani, orang gagah berani memperoleh penghinaan seperti orang pengecut. Orang-orang sama tidak mempercayai diri satu sama lain. Dosa dan pengkhianatan tumbu subur, sebaliknya kebajian pudar dan tidak berkembang lagi.
Brahmana dan ksatriya lenyap tiada berbekas. Semua orang merupakan anggota golongan kasta umum yang tiada mengenal perbedaan macam apapun. Orang tua tidak mengampuni puteranya, dan putera tidak mengampuni orang tuanya, isteri tak meladeni suami. Manusia mencari negeri dimana gandum dan jewawut menjadi makanan pokok. Lelaki dan wanita bebas sekali dalam tabiat kelakuannya, dan dalam perbuatan yang satu kepada yang lain tidak suka saling mengalah. Orang-orang tidak lagi memberikan kepuasan kepada Dewa-dewa dengan mempersembahkan sradha. Tidak seorangpun suka menghiraukan kata-kata orang lain, dan tidak seorangpun menganggap dirinya sebagai guru dari orang lain. Intelektualisme gelap menyelubungi seluruh dunia, dan umur manusia rata-rata cuman enam-belas tahun. Pada usia itu, mautpun sudah menghadang. Wanita berumur lima atau enam-tahun sudah beranak dan pria yang berumur tujuh atau delapan tahun telah menjadi bapak. Isteri tak puas dengan suaminya, dan suami tidak puas dengan istrinya. Milik orang tidak bisa (bertambah) banyak.
Orang-orang yang menjalankan agama dengan kepalsuan. Iri hati dan kebencian meraja lela. Tak seorangpun suka berdana punia (bersedekah/beramal) kepada orang lain. Penduduk dunia mengalami kesengsaraan akibat kekurangan dan kelaparan. Jalan-jalan raya dipadati oleh laki-laki dan perempuan-perempuan yang sangat bernafsu dan jahat. Semua orang berbudi pekerti seperti ”Mleccha”, kasar dalam perbuatan serta mengatakan keburukan orang lain. Orang-orang dengan tidak menyesal menghancurkan hutan-hutan dan taman-taman. Dan terhadap makna kehidupan orang-orang merasa cemas. Dikuasai oleh hatinya yang loba, orang-orang membunuh brahmana-brahmana, dan merampas harga benda korbannya itu. Para brahmana yang ditindas oleh sudra dicekam rasa takut dan mengeluh ’aduh dan sayang’. Mereka menjelajahi dunia, namun tiada seorangpun yang memberi perlindungan. Itulah ciri-ciri Yuga akan berakhir (Kali Yuga). Bahkan yang terkemuka dari para Brahmana di bencanai oleh maling, bagaikan burung gagak, lari mencari tempat untuk berlindung di dalam sungai-sungai, digunung-gunung dan ditempat-tempat yang sukar dikunjungi manusia.
Tertindas oleh pemerintahan yang buruk, dan diperas oleh pengenaan pajak yang berat, para pemuka brahmana di dalam jaman yang dahsyat itu hilang kesabarannya, lalu berbuat yang tidak utama, bahkan menjadi hamba-hamba sahaya Sudra. Sudra menguraikan isi Kitab Suci dan Brahmana-brahmana mendengarkannya, dan menetapkan jalan kewajibannya sesuai dengan tafsiran penunjuk jalannya itu. Orang rendah menjadi orang-orang tinggi, dan perjalanan hidup nampaknya terbalik. Mereka tidak lagi menyembah dewa-dewa, yang disembah adalah tulang-tulang dan lain-lain jimat di dalam tembok. Sudra tidak lagi mengabdi pada Rsi-rsi agung, di sekolah-sekolah dan tempat-tempat di mana para Brahmana memberikan kuliah dan tempat-tempat suci bagi Dewa-Dewa dan pada sumber-sumber mata air suci, penuh berisi makam-makam dan tembok-tembok yang menyimpan jimat tulang-tulang, bukannya berdiri pura-pura yang diperuntukkan bagi para Dewa.
Yuga akan berakhir jikalau bunga keluar dari bunga, dan buah keluar dari buah. Mendung di angkasa tidak menjatuhkan hujan tepat pada musimnya. Aturan upacara tidak dipatuhi lagi, dan sudra bersengketa dengan Brahmana. Karena tekanan hidup yang berat itu, orang-orang pada lari kehutan-hutan dan hidup dari buah-buahan dan umbi-umbian. Murid-murid tidak mentaati perintah gurunya, bahkan murid-murid membencanai dan tidak menghormati guru-gurunya lagi. Orang-orang hanya menjalankan tugas kekeluargaan semata-samata untuk memperoleh kemakmuran dan mendapatkan harta milik orang lain.
Dalam masa berakhirnya Yuga itu, semua orang merasa kekurangan. Pada kaki langit tampak cahaya, tapi semua bintang dan kumpulan bintang-bintang tidak bercahaya lagi. Angin berhembus sangat kencangnya dan banyak mercu (meteor?) jatuh dari langit, itu adalah alamat buruk. Matahari terbit bersama dengan matahari yang lain (=tujuh buah matahari). Mulai dari terbitnya sampai dengan terbenamnya, matahari di telan Kala Rahu. Dan dewa dari seribu mata (Hyang Indra) menjatuhkan hujan tidak cocok pada musimnya, tanaman padi tidak mau tumbuh subur berlimpah-limpah. Wanita-wanita senantiasa mengucapkan kata-kata tajam, tidak menaruh belas kasihan tapi mudah menangis.
Api berkobar dari semua arah. Orang-orang yang bepergian tidak berhasil mendapatkan makan minum dan perlindungan, meskipun mereka mencari dan memintanya. Mereka terlantar di tepi-tepi jalan mengulang-ulang kembali permohonannya itu. Buraung-burung gagak, ular dan burung-burung nasar, burung rajawali dan lain-lain binatang, dan burung-burung bergalu, suaranya mengerikan. Orang-orang membuang dan melalaikan sahabat dan keluarganya, dan bujang-bujangnya. Orang-orang minggat dari negeri dan kota tempat kedudukannya, mereka mencari tempat yang baru di satu dan lain tempat.
Apabila keadaan jaman yang dahsyat itu lampau, maka sang pencipta membangun duniu baru. Kapan itu? Terjadi manakala matahari dan bulan dan bintang Wrishaspati berada dalam susunan yang bernama ”Pushya” masuk pada tanda yang sama, maka jaman Kali Yuga akan berakhir digantikan oleh Jaman Kritya Yuga. Karena takdir, maka seorang Brahmana Kalki akan lahir didunia. Beliau memuja Hyang Wisnu dan mempunyai kekuatan besar serta pengetahuan tinggi dan gagah berani. Beliau akan lahir di suatu kota yang bernama ’Sambhala’ dalam keluarga Brahmana yang suci. Kereta, senjata, baju zirah segera ada pada beliau untuk dipergunakannya begitu hal terlintas dalam pikiran beliau. Dan beliau akan menjadi raja dari para raja-raja, dan selamanya jaya berkat kekuatan kebajikannya. Beliau membangun dunia kembali dengan menertibkan kembali sasana-sasana dan mewujudkan perdamaian dunia yang berpenduduk padat.
Setelah para pencuri dan penyamun di musnahkan, Brahmana Kalki pada suatu upacara Kurban-Kuda menyerah-terimakan dunia ini kepada brahmana-brahmana, dunia yang telah dibangun kembali. Sesudah itu beliau masuk ke dalam hutan, dan semua orang di bumi meniru perbuatannya itu. Dan setelah brahmana-brahmana memusnahkan para pencuri dan penyamun, maka tersedialah kekayaan yang melimpah ruah di bumi. Kemudian setelah dunia memperoleh pemerintahan yang baik, Brahmana Kalki setelah menanggalkan pakainnya yang terbuat dari kulit rusa, tombak dan trisula, akan kembali menjelajahi dunia, diiringi oleh para Brahmana yang utama dan hormat pada beliau, sambil membunuh para maling dan penyamun. Manakala dosa-dosa dengan demikian dibersihkan serta kebajikan menghiasi budi orang pada, maka dimulailah jaman baru yaitu Krita Yuga.
---oOo---
Rekan-rekan pembaca yang saya hormati. Sebagai akhir kutipan ini saya ingin mendapatkan masukan mengenai beberapa hal yaitu :
1. Dari parameter-parameter Jaman Kaliyuga yang telah ditulis berabad yang lampau, apakah menurut anda kita sekarang sudah berada pada jaman Kali Yuga ?
2. Apakah ada yang tahu arti perlambang - bunga keluar dari bunga, buah keluar dari buah ?
3. Tentang tujuh matahari, apakah ada ramalan-ramalan lain yang menyebut tentang itu ?
Sudilah kiranya untuk meluangkan waktu memberikan komentar tentang ketiga pertanyaan di atas. Terimakasih.
Salam Hormat
Ki Jero Martani
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar