Debat kusir, jangan terjadi lagi ...

Catatan ini sengaja disimpan agar aku, Ki Jero Martani, tidak melakukan kebodohan yang sama. Selanjutnya tidak boleh dan tidak pernah ada, model-model pemikiran yang memicu hal-hal terjadinya debat kusir lagi.

Kerukunan bisa hilang karena ungkapan kebenaran. Biarlah kebenaran menyeruak keluar, mencari jalannya sendiri...

Re: [apakabar] Peran Sesajen dalam Ketahan Politik, Ekonomi dan Sosial Budaya

dear jero martani,
dari mana anda dapat data ini: Parisada (kalau kita-MUI), di Bali terpecah
dua, karena menurut data intelejen, parisada pusat mereka, telah disusupi
oleh pandita-pandita petualang tanpa umat, yang bekerjasama dengan elit
politik yang hanya memiliki kepentingan sesaat.
==> intelejen apa?jangan ngarang cerita dong..yg saya tahu mereka lg coba
baikan (phdi bali yg dipimpin pedanda made gunung dgn phdi bali yg diakui
phdi pusat).
pandita2 petualang tanpa umat maksud anda apa?krn yg saya tau pedanda ato
sulinggih itu didukung oleh kalangan bahwah (bottom up) dan jelas massa-nya

kata anda:
Dalam satu kesempatan, saya mendengar diskusi para generasi muda Hindu.
Mereka seakan ber'teriak-teriak', menentang sajen yang merupakan budaya
warisan leluhur-leluhurnya dulu.
==>anda dengar diskusi dimana?saya akui ada yg belagak ke-india2an-dgn
mengambil mentah2 tradisi/upacara ala india yg menurut mereka lebih
hemat,praktis dan to the point (tuhan)..ya semuanya itu diakumodir dlm
keberagaman/liberalisasi upacara hindu. krn klo anda tahu ada 3pilar agama
kami: 1)tatwa 2)etika 3)upacara
di bali emang lebih dominan upacara drpd pemahaman filsafat agama, krn
begitulah karakter masyarakat bali yg suka menyampaikan "Bhakti Yoga"nya
melalui kemeriahan upacara.
spt jg kita menghatgai orang yg lebih dominan dlm ber-etika/filsafat.

selebihnya saya salut dgn uraian2 anda.

Om namaste
Jawaban

Ki jero martani, balasan saya dibawah ini. terima kasih.

On 6/10/06, kijeromartani wrote:
>
>
>
> Sodara Gendam,
>
> Tulisan berikut ini hanyalah isapan jempol belaka. Boleh dipercaya
> dan boleh tidak. Memang terlalu kasar dan menohok orang-orang yang
> mungkin anda sangat hormati. Mungkin tulisan ini dianggap fitnah,
> dan menyinggung orang-orang Bali. Tetapi, benar-benar dari lubuk
> hati yang paling dalam saya nyatakan, niat saya adalah niat baik
> agar Bali dapat tegak kembali membangun jati dirinya. Dengan
> demikian bhineka tunggal ika tetap dapat kita nikmati.
> -------------
>
> Gendam: tidak ada yg sangat saya hormati dr mereka. meski isapan jempol
> usaha anda tetap saya hargai.
>
> --------------
>
>
> Sodara Gendam, terus terang semestinya saya tersinggung ketika saya
> tidak dipercaya, tapi karena saya tahu anda masih muda, jadi tidak
> apa-apa. Dan untuk masalah ini, maka terpaksa saya membongkar
> beberapa bau busuk di majelis agama anda.
> -----------
>
> Gendam: saya mencari pengetahuan. usia tua tidak membuat seseorang lebih
> bijaksana
>
> ------------
>
>
> Saya tidak akan menggunakan istilah intelejen lagi, karena terkesan
> seperti tentara atau polisi, baiklah saya akan gunakan istilah
> analisis yang dilihat dari berbagai media masa dan wawancara,
> terkait dengan masalah lintas agama. Informasi yang dihimpun cukup
> lengkap, kalau di kami agama islam, ada masalah ormas-ormas yang
> bernafaskan agama yang didanai oleh prabowo jaman jatuhnya suharto
> dulu, lalu sekarang berlanjut tak bisa dikendalikan, pesantren
> salafiah dan madrasah dan lain-lain.
>
> Nah di Hindu saya mendapatkan hasil-hasil analisis sebagai berikut :
>
> 1. Parisada Hindu saat ini dipimpin oleh Dharmadyaksa (Ketua
> Kiai/Pemimpin Umat) yang tidak memiliki akar yang kuat di
> masyarakat. Ada kenyataan bahwa beliau tidak diterima di banyak
> tempat di Bali bahkan di jawa ditolak.
> -------------
>
> Gendam: beliau tidak diterima di banyak tempat? Tolong sebutkan dimana itu
> (yg anda bilang banyak). Ditolak di Jawa dimana saja? Tunjukkan bukti2
> penolakannya.
>
> --------------
> 2. Laporan analisis media dan observasi melalui wawancara mengatakan
> bahwa dari beberapa propinsi, sebagai DharmaAdyaksa (Pedanda
> Sebali), cenderung melaksanakan upacara - upacara agnihotra dan
> sangat condong ke sampradaya terutama Hare Krisna yang kalau di
> amerika mengaku bukan Hindu.
>
> --------------
>
> gendam: media mana? wawancara dgn siapa? Agni hotra adl. sembahyang dgn
> api/agni sbg media (api simbolis saksi). ini memang jauh lebih simple jika
> dibandingkan dgn bentuk2 upacara di bali, yg sarat dgn kemegahan.
>
> aghni hotra mulai banyak dilirik krn umat hindu, khususnya di luar bali
> mencoba menyeimbangkan nilai2 dlm kerangka ajaran Hindu: tatwa, etika dan
> upacara.
>
>
>
> Sampradaya adl. aliran/mahzab dlm Hindu, hare Krisna salah satunya. Hare
> Krisna intinya memuja personifikasi dr Awatara (wisnu). Mereka sangat
> menggemari BhagawadGita, kidung dewata dimana dipercaya sbgian umat Hindu
> sbg Pancama Weda (weda kelima). Dan menganggap Bhagawad Gita sbg sari2
> keutamaan weda.
>
> Hare Krisna di amerika mengaku bukan Hindu? Drmana sumber anda?
>
> Saya menganggap aneh jika demikian, krn jelas mereka mengakui otoritas
> Weda..lalu apanya yg bukan Hindu? Dan dr mana mereka mendapat istilah
> Krisna/wisnu dsbnya jika bukan dr Hindu?
>
> ------------
>
> 3. Bahkan sekretaris sabha pandita di pimpin oleh Hare Krisna, yang
> ditolak di sebagian parisada propinsi di seluruh Indonesia.
> Tercermin pada rapat nasional di lombok.
>
> ----------
>
> gendam: ada masalah apa anda dgn hare krisna? ditolak sebagian parisada
> propinsi di seluruh Indonesia? tolong sebutkan parisada propinsi mana saja
> yg menolak? dan berikan data/bukti2nya.
>
> -------------
>
>
> 4. Kenapa 33 Anggota Sabha Pandita itu dianalisis tidak memiliki
> umat, karena pada kenyataannya, setiap fatwa / bhisama yang
> dikeluarkan ternyata boleh dikatakan sebagian besar bahkan tidak ada
> satupun yang jalan/dipahami oleh umat hindu terutama di Bali.
> -----------
>
> gendam: anda meng-klaim berdasarkan analisa. sebutkan siapa yg melakukan
> analisa?siapa obyek analisanya? dan tunjukkan bukti2 bahwa semua fatwa tidak
> dipahami?
>
> ------------
>
>
> 5. Saat ini Parisada pusatnya dikendalikan oleh orang-orang yang
> tidak terlalu jelas komitmennya dalam memajukan budaya/agama Hindu.
> Kebanyakan mantan-mantan pejabat, yang sebenarnya tidak terlalu
> dikenal di akar rumput. Ada juga orang-orang yang memiliki
> kepentingan politik berusaha menggesek-gesekkan masyarakat melalui
> terminologi kasta untuk mendapatkan kedudukan politik. Terbukti Sdr.
> Sudirta yang dulu sangat aktif di Parisada, setelah mendapatkan
> kedudukan politik di DPD ternyata saat ini membiarkan Bali terbelah
> menjadi dua parisada.
>
>
> 7. Kenapa sampai Sabha Pandita (Kalau di islam - kumpulan kiai)
> terpilih yang tidak memiliki umat. Itu karena pada saat musyawarah
> nasional atau mahahasabha - undangan tidak disebarkan untuk para
> kiai-kiai / pedanda-pedanda yang memang memiliki akar rumput.
>
> 8. Ada kelompok yang sangat aktif bermain pada saat itu. Nama-nama
> seperti Titib, Wiana, Sudirta adalah cenderung mematangkan situasi
> sehingga terpilih anggota sabha pandita yang kurang berkualitas dan
> tidak memiliki akar rumput, dengan menyingkirkan peran para pedanda
> yang memiliki legitimasi di tengah masyarakat.
>
> 9. Kelompok ini memiliki kemampuan yang tinggi dalam membikin wacana
> di surat-surat kabar sehingga dapat mempengaruhi pandangan-pandangan
> pembaca terutama Balipost. Tetapi pada akar rumput seperti banjar-
> banjar adat, mereka tidak memiliki peran. Dan kecenderungan orang-
> orang ini seperti titib, mereka jadi sengit bukan karena idiologi,
> melainkan karena kepentingan sesaat karena dulu pernah konflik
> dengan gubernur bali seperti Ida Bagus Mantera. Perlu diketahui
> bahwa Titib adalah orang politik dari golkar.
>
> 10. Melalui keahliannya dalam membangun wacana di surat kabar,
> dengan menulis ke surat pembaca menggunakan nama dengan ktp orang
> lain, lalu menjawabnya sendiri, ini merupakan tanda-tanda
> kepentingan politik lebih berat di banding dengan kepentingan agama.
> ----------
>
> gendam: no.5-9 ini saya no comment terlalu personal.
>
> ----------
>
>
> 11. Menurut laporan terakhir, salah satu ketua di Parisada saat ini
> sangat aktif dan nyata-nyata sebagai kader sampradaya Hare Krisna.
> ---------
>
> gendam : asal anda tahu. Bahkan PHDI pun adl. sebuah aliran (sampradaya).
>
> ------------
>
>
> 12. Kelompok-kelompok politik yang dikomandoi oleh sudirta, sangat
> tahu karakter orang bali yang kebanyakan malas untuk berdebat.
> Sehingga menggunakan rombongan pemudanya untuk memaksakan kehendak
> seolah-olah untuk mendemokritasi majelis
>
> 13. Menurut analisis, kelompok-kelompok ini muncul hanya saat ada
> kepentingan, tetapi dalam melaksanakan kegiatan keagamaan sehari-
> hari mereka ternyata tidak memiliki kemampuan dan bekerja dengan
> baik.
>
> 14. Tadinya kelompok-kelompok di atas sangat diharapkan untuk
> membawa perubahan kearah yang lebih baik. Tetapi saat ini masyarakat
> Bali menjadi tersadar akan tindak-tanduk mereka, karena itulah ada
> organisasi dharmaupdesa yang merupakan kelompok para brahmana yang
> orang-orangnya mungkin banyak di Parisada yang dibentuk di Ubud.
>
> ---------
>
> gendam: FYI organisasi yg anda sebut itu juga ditengarai mencoba
> membangkitkan dominasi triwangsa dlm PHDI.
>
> ----------
>
> 15. Menurut laporan terakhir, oleh panitia mahasabha yang baru,
> mungkin karena yang jadi ketua adalah jenderal - Pedanda Gunung
> memang dilibatkan. Seluruh pedanda di Bali yang memiliki akar rumput
> memang mengacu pada pendapat Ida Pedanda Gunung.
>
> 16. Pada kenyataannya, usaha-usaha untuk mendamaikan perpecahan oleh
> parisada pusat, hanyalah lip service saja, tanpa disertai dengan
> usaha yang sungguh-sungguh. Seperti juga laporan mengenai kemajuan
> untuk menggali kembali asset-asset majelis yang dikuasai oleh orang-
> orang tertentu.
>
> 17. Kelemahan besar pada kiai/pedanda/pinandata wangsa brahmana,
> menurut hasil observasi yang dilakukan pada tingkat akar rumput
> adalah kemampuan mereka dalam (1) memberikan penyegaran rohani
> kepada umatnya. (2) memperdalam filosofi upacara agar bisa
> diadaptasi ke situasi dan kondisi saat ini (3) memperbanyak
> komunikasi terutama generasi muda. Karena itulah banyak sekali
> pinandita-pinandita sudra yang setelah usia pensiun baca-baca buku
> setensilan lalu diangkat atau mengangkatkan diri jadi pinandita.
> Sekarang pinandita di bali bagai jamur di musim hujan.
>
>
> 18. Sangat mudah sekali untuk menggali informasi di kantor pusat
> parisada, karena pada kenyataannya sangat banyak kepentingan di
> sana, dan administrasinya diawasi oleh orang yang kompeten.
>
> Laporan-laporan ini memang pahit, tetapi walau saya tidak punya
> kepentingan dengan organisasi ini, saya merasa sayang, kalau Bali
> tak mampu bangkit kembali dari keterpurukan. Mbah marijan yang saya
> temui secara pribadi, ketika saya minta untuk mengajar saya untuk
> belajar makrifat membangun rasa, beliau menyarankan untuk pergi ke
> Bali belajar sisa-sisa ilmu kejawen yang 'dilarikan' kesana.
> ---------
>
> gendam: anda sangat salah jika ingin belajar kejawen dgn pergi ke bali. di
> bali anda cuma akan mjd turis. jika anda ingin belajar "balian" benar anda
> ke bali. jika tidak, tidak ada bedanya anda dgn wisman2/wisnus2 itu. belajar
> kejawen ya di jawa bosJ
>
> -------
>
>
> Tapi ketika saya kesana, bertemu dengan teman-teman dari Hindu, saya
> menjadi prihatin. Untuk itu, ada kutipan hadits yang cocok untuk
> keadaan ini, kumpulkanlah ilmu karena ilmu yang akan menjagamu, tapi
> kalau kau berkehendak untuk mengumpulkan harta, maka ada saatnya
> engkau akan sibuk menjaga harta itu.
>
> Sodara Gendam,
>
> Sekali lagi, kalau ini dianggap fitnah ... boleh-boleh saja ...
> kalau anda bilang ini suatu isapan jempol belaka ... silahkan
> silahkan saja ... tapi begitulah keadaan agama anda ... ibarat udang
> yang membawa tahi di "kepala" nya.
> -------
>
> gendam: saya baru akan mengambil kesimpulan atas semua tulisan anda,
> setelah anda menjawab semua pertanyaan2 saya diatas dan menunjukkan
> bukti/data2. anda mengibaratkan agama saya sbg udang? saya maklum krn anda
> sama sekali tidak mengenal Hindu. anda mungkin tahu sedikit ttg kejawen, yg
> anda igaukan sbg Hindu. tetapi Hindu bukanlah jawa, bukan bali, bukan hanya
> India. Hindu adl. jalan hidup. kata Gandhi, setiap orang memiliki agamanya
> masing2 yg berbeda satu dgn lainnya. tugas kita adl. menghargai perbedaan2
> itu.
>
> -------
>
>
> Aura bali sudah runtuh, pagar spiritual yang dibangun oleh leluhur
> tanah bali sudah terbuka ... bom pun dengan gampang menyeruak.
> Pemulung-pemulung masuk perlahan-lahan.... sebentar lagi ... bali
> bukan lagi pulau seribu pura ... tetapi menjadi pura seribu
> masjid....
> Dan sayapun tak mau bali jadi pulau seribu masjid ... karena itu
> akan merusak kebhinekaan.
> ------
>
> gendam: anda tidak tahu apa2 ttg bali. bali sudah amburadul jauh sebelum
> bom meletus, sebelum pemulung+penjaja seks jawa masuk atau masjid2 tumbuh
> subur di pesisirnya dan kaum misionaris memekai topeng sang hyang yesus.
>
> anda tahu ttg penjualan budak pertengahan abad ke-17? perang antar
> kerajaan? konflik kasta?kelaparan pd abad ke-19 s/d awal 20? perdagangan
> candu abad ke-20? atau pembantaian tanpa pengadilan 80.000-an tertuduh
> komunis di bali tahun 65??
>
>
>
> jika yg anda bayangkan adl. bali sbg citra yg homogen dgn
> ke-Hindu-annya?turistiknya?kesantunannya? anda tidak berbeda dgn wisatawan
> mancanegara yg dtg ke bali setelah membaca tulisan Covarubias, korban
> propaganda belanda.
>
> ---------
> Sekali lagi ... ini hanya isapan jempol belaka ... mudah-mudah jadi
> pencerahan bagi generasi muda Hindu Bali yang saat ini masih merem-
> merem saja terhadap perkembangan agama dan budayanya.
>
> Merem melek menikmati pembusukan yang ada di Majelis agamanya.
>
> ------
>
> gendam: sama seperti anda, saya jg menganggap tulisan anda sbg isapan
> jempol semata.
>
> FYI dlm Hindu, kami menghargai PHDI sbg lembaga payung umat yg
> mengeluarkan bhisama (fatwa). Tp tidak ada keharusan kami utk menerimanya.
> karena agama kami berbeda dgn yg lain. kami bisa hidup tanpa PHDI ataupun
> mahareshi2 krn kami tidak mengenal juru selamat, wakil tuhan di dunia atau
> sebagainya. kami menjalani hidup sbg karma. Menjalankan swadharma kami
> masing2. keyakinan kami: no 1-5 adalah Panca Sradha.
>
> saya berterima kasih atas perhatian anda yg besar kpd perkembangan budaya
> dan agama Hindu khususnya bali. tetapi disisi lain saya berpendapat anda
> masuk terlalu jauh dgn menyebut nama2 personal dlm kepengurusan PHDI sbg tdk
> becus. PHDI di bali memang ada 2, tp tidak membuat satu dan lainnya saling
> menghujat dan menghakimi. Jika bisa bersatu alangkah baiknya, jika tidak,
> tidak apa-apa. Kami menghargai perbedaan, satu guru satu ilmu jangan
> ganggu..gitu istilahnya.
>
>
>
> saya sarankan anda mulai melihat ke dalam majelis agama anda sendiri.
> dapatkah majelis anda menerima nilai2 pluralisme? sbgmana tagline "Bhineka
> tunggal ika" yg anda kagumi. Ada kata2 bijak: klo ingin melakukan perubahan
> lakukan dr diri sendiri, dan lingkungan sebelum meminta orang lain
> melakukannya utk kita. Santih.
>
> ------------------
> Salam
>
>
> --- In apakabar@yahoogroups.com, gendam wrote:
> >
> > dear jero martani,
> > dari mana anda dapat data ini: Parisada (kalau kita-MUI), di Bali
> terpecah
>
> > dua, karena menurut data intelejen, parisada pusat mereka, telah
> disusupi
> > oleh pandita-pandita petualang tanpa umat, yang bekerjasama dengan
> elit
> > politik yang hanya memiliki kepentingan sesaat.
> > ==> intelejen apa?jangan ngarang cerita dong..yg saya tahu mereka
> lg coba